Langsung ke konten utama

Peduli atau Pura-pura Peduli

Akhir-akhir ini gue tersadar lagi bagaimana empati dan simpati yang orang lain tunjukkan sama kita. Banyak orang yang awalnya pay attention dan mencoba bersimpati akan apa yang menimpa kita. gak jarang banyak orang yang nanya "lu ada masalah apa?" atau "lu kenapa??"  lets say "ada masalah??bisa cerita  kok ke gue kalo lu butuh temen cerita" oke dari sana kita terbangun rasa senang karna ada seseorang yang bisa bersimpati atau mencoba berempati dengan keadaan gue. mungkin orang ini satu pemikiran atau satu frekuensi sama gue. kita udah dibuat senang dan penuh dengan harapan bahwa orang ini tepat bagi kita yaa mencurahkan beberapa unek-unek atau kegelisahan yang ada. tapi setelah orang-orang buat kita percaya sama mereke, ujung-ujungnya waktu kita jelasin apa yang kita rasakan, apa yang kita pikirkan, apa yang sebenernya mengganggu otak kita, permasalahan apa yang lagi kita hadapi, tapi orang ini sama sekali ga memasang telinga mereka. kalopun mereka denger tapi itu smeua hanya formalitas aja.. mereka ga pay attention sama sekali akan apa yang lu coba ungkapin. padahal buat lo itu hal yang ga mudah untuk terbuka dengan seseorang. lo bisa terbuka sama dia karna lu udah bisa percaya sama dia. oke dia bisa jaga rahasia lo. tapi apakah dia bener-bener bisa seengaknya menunjukkan kalo mereka benar-benar simpati dengan lo. bukan hanya modus simpati agar mereka tetep jadi orang yang ada di lingkaran pertemanan lu aja. mereka hanya butuh eksistensi, bukan simpati atau empati yang seharusnya mereka berikan dan nantinya dengan sendirinya dia pun mudah mendapatkannya dari orang lain. gue berkali-kali untuk menutup diri gue, dan berkali-kali pula orang lain berusaha untuk masuk ke kehidupan gue. tapi berkali-kali itu juga setiap apa yang gue buka dari diri gue mereka ga benar-benar bisa menerima gue. yaa dalam setiap hubungan emang ga harus selalu menerima, mengkritik itu juga baik. tapi bukan mengkritik dalam hal langsung mengutarakan apa yang mereka ga suka dari kita. tapi bagaimana mereka benar-benar memperlakukan kita sesuai dengan kata-kata mereka berikan ke kita yang akhirnya buat kita berharap kalo orang ini bisa kita percaya. ujung-ujungnya cuma penyesalan karna kita terbuka dengan orang ini. gue tau terbuka itu ada batasannya. percaya kepada seseorang itu juga ada batasannya. dan bagaimana kita menyikapi hubungan baik itu pertemanan, pekerjaan atau cinta yaa kita memang sewajarnya dan seperlunya aja. tapi ini bagaimana orang yang sok tau dan munafik sama kita aja. jadi kesimpulan untuk diri gue sendiri untuk menyikapi keadaan ini kalo hal itu terjadi sama gue adalah gue akan menutup diri gue. dalam arti bahwa gue ga akan dengan mudah menerima orang lain. bukan karna gue ga suka ada orang lain masuk ke kehidupan gue. tapi gue encoba untuk lebih berhati-hati aja. lebih baik gue berjalan sendiri dibandingkan gue jalan dengan orang ramai tapi tetep aja gue sendiri. gue tau itu tidak sepenuhnya baik.. tapi memang ada batasan dalam diri gue untuk menerima seseorang. lebih baik terlihat aneh tanpa membuat kesalahan daripada normal namun dengan salah yang akan ditertawakan juga oleh sosial.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gabut berkedok liburan

ceritanya gue lagi pengen share dikit aja waktu gue ngegabut di ancol. nah lah ya.. ancol. awalnya cuma karna sayang libur semester yg ga dipake buat jalan" sama sekali. ya akhirnya pilihannya ancol aja, biar keliatannya have fun on holiday gitu dah..

Mimpi pertama kamu yang dulu

Diary Tentang kamu kali ini aku ingin bercerita ketika sekali aku memintamu untuk hadir. karna sedalam itu rasa yang ingin kuungkapkan. semua kerinduaan yang ku ungkapkan. rasanya pelukan itu dan adanya kamu dihadapanku yg sangat membuatku bahagia. tapi hari dimana aku ingin bertemu dengan segala harapan kamu pergi. bukan pergi dengan orang lain. kamu pergi dengan membawa duka yang mendalam. aku dengan sedalam rasaku dan kamu sebagai salah satu harapanku tiba-tiba aku harus rela dihari itu. rasa hancur yang teramat yg seketika menghampiri. ada rasa syukur dengan itu aku tidak harus melihatmu terluka menerus, namun bagaimana dengan perasaanku yang tidak akan mudah bagiku hilangkan perasaan ini. jika telah kusiapkan perasaan ini datang, namun pada akhirnya aku kalah dengan diriku sendiri. aku tidak bisa melawan takdir, tapi aku juga tidak bisa melawan perasaanku. cinta yang sudah terlalu dalam sampai palung hati lalu bagaimana aku dengan mudahnya bisa membawanya kembali kepermukaan untuk

Background from this blog

      Halo semuanya... deh sok asik banget ya gue . perkenalan kita dari nama gue yaitu Suminah Ayu Desti. Gue sekarang mahasiswi fakultas ekonomi di salah satu Universitas swasta di jakarta. "Kenapa gue bikin blog ini??" sebetulnya blog ini sekedar ajang curhatan gue tentang hal-hal yang terjadi di hidup gue.karna banyak hal yang ga bisa gue omongin sama orang lain. karna gue merasa apa yang gue omongin terkadang ga dimengerti sama temen" gue. dan gue juga bukan tipikal orang yang suka banyak cuap" hal yang menurut gue ga penting sama orang lain. gue ngomong yaa kalo yang penting-penting aja deh intinya.dan  sebagai seorang introvert kadang gue lelah merasakan hidup gue. kebingungan gue harus sharing sama siapa membuat gue menulis curhatan gue di blog ini. by the way kadang cara berfikir gue lebih rumit dari apa yang gue tampilkan. bisa juga sih gue dibilang rempong, padahal gue juga gak suka rempong. terkadang otak gue gak bisa berhenti mikir "KENAPA??"